MAKALAH
PROBLEM SOLVING AND
DECISION MAKING
Disusun
untuk memenuhi tugas
Mata
Kuliah: Asas – Asas Manajemen
Dosen Pengampu: Nadya
Anggara Putri, S.E., M.M
Oleh:
1. Nurdiana
kholidah (1198010150)
2. Rizal Saifur
Rahman (1198010163)
3. Nur Fauziah (1198010186)
4. Rifky
Nashir (1198010182)
KELAS 2D
JURUSAN
ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU
SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa.
Karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul ”problem solving and decision making”.
Makalah ini terselesaikan tidak lepas karena bantuan dan usaha dari semua
anggota kelompok.
Kami mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Nadya Anggara Putri,S.E.,M selaku Dosen mata kuliah
Asas-asas Manajemen yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Tidak lupa
kami juga mengucapkan terimakasih kepada sumber sumber inspirasi makalah ini. Kami
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan
pengetahuan tentang pemecahan masalah dan pengambilan keputusan bagi pembaca
pada umumnya, serta bagi kami pada khusunya.
Kami
menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kritik yang positif dan membangun
sangat kami harapkan sebagai bahan referensi kami untuk lebih baik lagi
kedepannya.
Bandung,
12 Maret 2020
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................
i
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
........................................................... 1
1.2 RUMUSAN
MASALAH.............................................................................. 1
1.3 TUJUAN PENULISAN ............................................................................... 1
1.4 MANFAAT PENULISAN...........................................................................
2
BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................
3
A. PENGERTIAN MANAJER......................................................................3
B. PERAN MANAJER ......................................................................................5
C. FUNGSI MANAJEMEN MANAJEMEN................................................... 6
D. TINGKATAN MANAJEMEN .....................................................................
10
E. KETERAMPILAN MANAJEMEN ............................................................. 10
F. MANAJERIAL...............................................................................................11
BAB 3 PENUTUP ............................................................................................12
KESIMPULAN ................................................................................................................ 12
SARAN .............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Pengambilan keputusan dalam penyelesaian masalah adalah
kemampuan mendasar bagi praktisi kesehatan, khususnya dalam asuhan keperawatan
dan kebidanan. Tidak hanya berpengaruh pada proses pengelolaan asuhan
keperawatan dan kebidanan, tetapi penting untuk meningkatkan kemampuan
merencanakan perubahan. Perawat dan bidan pada semua tingkatan posisi klinis
harus memiliki kemampuan menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan yang
efektif, baik sebagai pelaksana/staf maupun sebagai
pemimpin.
Penyelesaian masalah
dan pengambilan keputusan bukan merupakan bentuk sinonim. Pemecahan masalah dan
proses pengambilan keputusan membutuhkan pemikiran kritis dan analisis yang
dapat ditingkatkan dalam praktek. Pengambilan keputusan merupakan upaya
pencapaian tujuan dengan menggunakan proses yang sistematis dalam
memilih alternatif. Tidak semua pengambilan keputusan dimulai dengan
situasi masalah
1.2 RUMUSAN MASALAH
Untuk lebih sistematis dan agar pembahasan tidak keluar dari
materi, maka kami merumuskan masalah masalah pokok yang akan dibahas dalam
makalah ini, antara lain:
A. Apa pengertian masalah?
B. Apa saja tahapan pemecahan masalah?
C. Ada berapa metode penyelesaian masalah?
D. Apa saja tipe-tipe masalah dan pemecahannya?
E. Apa pengertian pengambilan keputusan?
F. Apa saja gaya dan model pengambilan keputusan?
G. Bagaimana prinsip dan proses pengambilan
keputusan?
H. Apa saja tipe keputusan manajement?
1.3 Tujuan
Penulisan
A.
Untuk mengetahui pengertian masalah
B.
Untuk mengetahui tahapan pemecahan masalah
C.
Unuk mengetahui metode penyelesaian masalah
D.
Untuk mengetahui tipe masalah dan cara pemecahannya
E.
Untuk mengetahui pengertian pengambilan keputusan
F.
Untuk mengetahui gaya dan model pengambiilan keputusan
G.
Untuk mengetahui prinsip dan proses
pengambilan keputusan
H. Untuk mengetahui tipe keputusan manajement
1
1.4 Manfaat
Penulisan
A.
Pembaca dan pendengar
memahami pengertian masalah
B.
Pembaca dan pendengar
memahami tahapan pemecahan masalah
C.
Pembaca dan pendengar
memahami metode penyelesaian masalah
D.
Pembaca dan
pendengar memahami tipe masalah dan pemecahannya
E.
Pembaca dan
pendengar memahami pengertian pengambilan keputusan
F.
Pembaca dan pendengar
memahami
gaya dan model pengambilan keputusan
G. Pembaca dan
pendengar memahami prinsip dan proses pengambilan keputusan
H. Pembaca dan pendengar memahami tipe keputusan
manajement
BAB II
PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN
MASALAH
Masalah adalah sesuatu yang
harus diselesaikan atau dipecahkan (KBBI),sedangkan menurut (James Stoner)
masalah adalah suatu situasi menghambat organisasi untuk mencapai satu atau
lebih tujuan, menurut (Prajudi Atmosudirjo) sesuatu yg menyimpang dari apa yang diharapkan/direncanakan/ditentukan
untuk dicapai sehingga merupakan rintangan menuju tercapainya tujuan, menurut (Roger
Kaufman) suatu kesenjangan yang perlu
ditutup antara hasil yang dicapai pada saat ini dan hasil yang diharapkan, sedangkan
menurut (Dorothy Craig) situasi atau kondisi yang akan datang dan tdk
diinginkan , atau suatu yang memerlukan jawaban, apabila tidak segera dijawab
akan menimbulkan risiko. Masalah adalah suatu yang memerlukan jawaban, apabila
tidak segera dijawab akan menimbulkan resiko. Sementara pemecahan masalah
adalah aktivitas terpenting yang dilakukan seorang manajer merupakan suatu
gambaran yang terlalu disederhanakan. Pemecahan masalah merupakan salah satu
aktivitas yang sering kali menentukan berhasil atau tidaknya karier manajemen.
Hasil dari aktivitas pemecahan masalah adalah adanya solusi.Selama proses
pemecahan masalah, manajer akan terlibat dalam pengambilan keputusan, yaitu
tindakan memilih dari berbagai alternative tindakan. Keputusan adalah tindakan
tertentu yang dipilih. Biasanya, pemechan atau masalah akan membutuhkan
beberapa keptusan
Maka dari itu,
masalah harus diselesaikan dengan cepat dan tepat. Hasil dari aktivitas
pemecahan masalah adalah solusi. Memikirkan masalah sebagai sesuatu hal yang
selalu buruk adalah suatu hal yang mudah untuk dilakukan, karena kita jarang
mengartikan frase mengambil keuntungan dari sebuah situasi sama halnya dengan
kita mengartikan frase memperbaiki sebuah situasi yang buruk. Kita akan
memperhitungkan peraihan kesempatan ke dalam pemecahan masalah dengan
mendefinisikan masalah (problem) sebagai suatu kondisi atau peristiwa yang
merugikan atau memiliki potensi untuk merugikan bagi sebuah perusahaan atau
yang menguntungkan atau memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan. Selama
proses pemecahan masalah, manajer akan terlibat dalam pengambilan keputusan,
yaitu tindakan memilih berbagai alternatif tindakan. Keputusan adalah tindakan
tertentu yang dipilih. Biasanya, pemecahan satu masalah akan membutuhkan
beberapa keputusan.
A.
Tahapan
Pemecahan Masalah
Menurut Herbert A. Simon, ilmuwan manajemen pemegang hadiah Nobel,
mendapat pengakuan karena mendefinisikan empat tahapan pemecahan masalah yang
diakui secara universal. Empat tahapan dasar tersebut, yaitu:
1.
Aktivitas Intelejen,
yaitu mencari kondisi-kondisi yang membutuhkan solusi di dalam lingkungan.
2.
Aktivitas Perancangan,
yaitu menemukan, mengembangkan, dan menganalisir kemungkinan-kemungkinan
tindakan.
3.
Aktiitas pemilihan, yaitu
memilih satu tindakan tertentu dari berbagai tindakan yang tersedia.
4.
Aktivitas Peninjauan,
yaitu menilai pilihan-pilihan masa lalu.
B.
Jenis-jenis
Masalah
Masalah ada dalam berbagai bentuk dan jenis. Secara umum, masalah
dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
1.
Masalah Sederhana,
yaitu masalah yang memiliki skala yang
kecil, tidak terpaut dengan masalah lainnya, tidak memiliki konsekuensi yang
besar, pemecahannya tidak terlalu rumit, dan dapat dipecahkan oleh individu.
Jangkauan masalah ini hanya sebatas pada individu saja dan dapat diselesaikan
oleh individu pula.
2.
Masalah Rumit/Kompleks, yaitu masalah yang memiliki cakupan skala yang lebih besar, dapat
terkait dengan berbagai masalah lainya, memiliki konsekuensi yang sangat besar,
dan penyelesaiannya membutuhkan kerja sama kelompok serta analisis yang
mendalam. Jangkauan masalah ini berkaitan dengan banyak individu dan hanya
dapat diselesaikan oleh banyak individu pula.
C.
Metode
Penyelesaian Masalah
Menurut Sudirman, dkk (1991) ada beberapa langakah yang perlu
dilakukan dalam menyelesaikan masalah, yaitu:
1.
Identifikasi Masalah,
Langkah pertama adalah mengenali, mengidentifikasi dan menentukan masalahnya.
Caranya menggunakan penyimpangan yang muncul dari standar, perbedaan
kesenjangan antara kondisi yang diinginkan dan kondisi actual dan kealpaan yang
ditemukan dari kebutuhan pelanggan.
2.
Uraikan Masalah,
Setelah berhasil mengidentifikasi masalah, langkah selanjutnya adalah mulai
menguraikan masalah tersebut menjadi lebih terperinci dan spesifik.
3.
Tentukan Target,
Komitmen dan focus menjadi dua poin penting, karena akan berpengaruh terhadap
proses yang sedang dilakukan. Perusahaan harus menetapkan target yang
menantang, tapi jangan melewati batas yang akan membebani organisasi dan
menghambat proses perbaikan.
4.
Analisis Akar Masalah, Dengan menganalisis sumber atau akar masalah, dengan demikian
masalah akan lebih mudah diselesaikan sampai ke akarnya.
5.
Kembangkan Solusi, Solusi
yang ada haruslah sebanyak mungkin dan berasal dari pemkiran semua anggota tim,
karena satu solusi dari satu pemikiran saja tidak akan menjadi pemecahan
masalah terbaik.
6.
Implementasi Solusi, Untuk
dapat mengimplementasikan solusi yang telah disepakati dalam proses pemecahan
masalah, komunikasi menjadi penentu utama, karena ide-ide dan inovasi dari
semua anggota tim masih akan dibutuhkan.
7.
Pantau Proses dan Hasilnya, Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kesalahan, sebaiknya
tinjau dan modifikasi solusi agar memberikan hasil sesuai yang diinginkan. Dari
system tersebut dapat juga diidentifikasi apakah solusi yang digunakan berasal
dari hasil analisis ataukah hanya ide saja.
8.
Standarisasi dan Saling Berbagi Kesuksesan, Jika solusi dan proses tadi berhasil memecahkan masalah, maka
standar baru di organisasi, indivisu maupun perusahaan akan muncul. Tidak
sampai disini saja evaluasi secara flashback semu proses dan hal yang didapat,
dan terapkan kembali untuk masalah yang akan dihadapi dimasa mendatang.
D. Tipe-tipe masalah dan pemecahannya
1.Perencanaan strategic : merupakan
kegiatan manajemen tingkat atas, sebagai proses evaluasi lingkungan luar
organisasi, penerapan tujuan organisasi, dan penentuan strategi-strategi.
·
Proses evaluasi lingkungan
luar organisasi : Lingkungan luar dapat mempengaruhi jalannya organisasi, oleh
karena itu manajemen tingkat atas hrs pandai mengevaluasinya, hrs dpt bereaksi
thd kesempatan2 yg diberikan oleh lingkungan luar, misal produk baru, pasar
baru. Selain itu manajemen tingkat atas hrs tanggap terhadap tekanan2 dari
lingkungan luar yg merugikan organisasi dan sedapat mungkin mengubah tekanan
menjadi kesempatan.
·
Penetapan tujuan adalah apa yg
igin dicapai oleh organisasi berdasarkan visi yg dimiliki oleh manajemen.
Misalnya tujuan perusahaan adalah dlm waktu 5 thn menjadi penjual terbesar
didalam industri dgn menguasai 60% pasar.
·
Penentuan strategi : Manajemen
tkt atas menentukan tindakan2 yg hrs dilakukan oleh organisasi dengan maksud
untk mencapai tujuan2nya. Dengan strategi semua kemampuan yg berupa
sumberdaya2 dikerahkan supaya tujuan organisasi dapat diraih.
2.Pengendalian manajemen : system untuk
meyakinkan bahwa organisasi telah menjalankan strategi yg sudah ditetapkan
secara efektif dan efisien. Ini merupakan tingkatan taktik(tactical Level),
yaitu bagaimana manajemen tingkat menengah menjalankan taktik supaya
perencanaan strategi dapat dilakukan dengan berhasil. Taktik yg dijalankan
biasanya bersifat jangka pendek ± 1 thn.
- Proses pengendalian manajemen terdiri dari : pembuatan program
kerja, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran, pelaporan dan
analisis.
3.Pengendalian operasi : Sistem untuk
meyakinkan bahwa tiap-tiap tugas tertentu telah dilaksanakan secara efektif dan
efisien. Ini merupakan penerapan program yang telah ditetapkan di pengendalian
manajemen.Pengendalian operasi dilakukan dibawah pedoman proses pengendalian
manajemen dan difokuskan pada tugas2 tingkat bawah.
2.
PENGERTIAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan (desicion
making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini
diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif.
Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh
pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah
utama, menyusn alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan
keputusan yang terbaik. Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen
dan merupakan tugas utama dari seorang pemimpin (manajer). Pengambilan
keputusan (decision making) diproses oleh pengambilan keputusan (decision
maker) yang hasilnya keputusan (decision).
Defenisi-defenisi Pengambilan Keputusan
Menurut Beberapa Ahli :
1. G. R. Terry
Pengambilan keputusan dapat didefenisikan sebagai “pemilihan alternatif kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada”.
2. Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara bertindak adalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
3. Theo Haiman
Inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara bertindak yang dipilih oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah.
4. Drs. H. Malayu S.P Hasibuan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternative untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan datang.
5. Chester I. Barnard
Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran proses keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah proses pemilihan alternatif solusi untuk masalah. Secara umum pengambilan keputusan adalah upaya untuk menyelesaikan masalah dengan memilih alternatif solusi yang ada.
1. G. R. Terry
Pengambilan keputusan dapat didefenisikan sebagai “pemilihan alternatif kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada”.
2. Harold Koontz dan Cyril O’Donnel
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara bertindak adalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
3. Theo Haiman
Inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara bertindak yang dipilih oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah.
4. Drs. H. Malayu S.P Hasibuan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternative untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan datang.
5. Chester I. Barnard
Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran proses keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah proses pemilihan alternatif solusi untuk masalah. Secara umum pengambilan keputusan adalah upaya untuk menyelesaikan masalah dengan memilih alternatif solusi yang ada.
A)
GAYA
DAN MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN (DECISION MAKING)
Pengambilan keputusan
merupakan bagian terpenting dari manajer , yang dihubungkan dengan
pelaksanaan perencanaan, dalam hal memutuskan tujuan yang akan dicapai, sumber
daya yang akan dipakai, siapa yang melaksanakan, siapa yang bertanggung jawab
dalam pekerjaan yang diserahkannya dll,
Bentuk keputusan ini bisa berupa keputusan yang di program atau
tidak, bisa juga di bedakan antara keputusan yang dibuat antara kondisi
kepastian , resiko dan ketidak pastian.
1. Keputusan terprogram yaitu keputusan yang
dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur yang terjadi secara rutin dan
berulang-ulang. contoh: penetapan gaji pegawai, prosedur penerimaan pegawai
baru, prosedur kenaikan jenjang kepegawaian dan sebagainya.
2. Keputusan tidak terprogram yaitu keputusan
yang dibuat karena terjadinya masalah masalah khusus atau tidak
biasanya.contoh: pengalokasian sumber daya - sumber daya organisasi,penjualan
yang merosot tajam, pemakaian teknologi yang termodern,dan lain sebagainya.
A) MODEL PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Pendekatan-pendekatan yang digunakan seorang manajer untuk mengambil keputusan biasanya berupa salah satu dari 3 jenis ini, yaitu model klasik, model administrative atau model politik.
Pendekatan-pendekatan yang digunakan seorang manajer untuk mengambil keputusan biasanya berupa salah satu dari 3 jenis ini, yaitu model klasik, model administrative atau model politik.
1.Model Klasik
Model klasik dalam
pengambilan keputusan didasarkan pada asumsi ekonomi rasional dan keyakinan
manajer tentang seperti apakah seharusnya keputusan yang ideal itu. Empat
asumsi yang menggaris bawahi model ini adalah sebagai berikut :
1. Pembuat keputusan beroperasi untuk mencapai tujuan yang
diketahui dan disepakati.
2. Keputusan pembuat berusaha untuk kondisi kepastian. Semua
alternatif dihitung.
3. Kriteria untuk mengevaluasi alternatif diketahui.
4. Pembuat keputusan rasional dan menggunakan logika untuk
memberikan nilai. Mencoba untuk memaksimalkan tujuan organisasi.
2. Model Administratif
Model Aministratif
merupakan sebuah model dalam pengambilan keputusan yang menggambarkan bagaimana
manajer sebenarnya membuat keputusan dalam situasi yang dicirikan dengan
keputusan yang tidak terprogram, ketidakpastian, dan ambiguitas. Model
administrative mengenali keterbatasan yang dimiliki manusia dan lingkungan yang
mempengaruhi tingkat rasionalitas manajer dalam mengambil keputusan. Model
Administratif dalam pengambilan keputusannya terdapat 2 konsep yang dapat
berperan dalam pembentukannya yaitu :
· Rasionalitas yang terbatas berarti bahwa manusia memilikki
keterbatasan atau batas-batas dalam kemampuannya untuk berpikir rasional.
· Pemuasan berarti bahwa seorang pengambil keputusan memilih
alternative solusi pertama yang dapat memuaskan kriteria minimal dalam membuat
sebuah keputusan yang baik.
· Intuisi merupakan aspek lain dari pengambilan keputusan dengan
model administrative. Intuisi adalah pemahaman yang cepat terhadap situasi
genting berdasarkan pengalaman di masa lalu tetapi tanpa pemikiran yang sadar.
Dalam model administrative asumsi-asumsi ini berfokus pada
factor-faktor di organisasi yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang
dilakuan oleh individu. Asumsi tersebut yaitu:
1. Tujuan dari pengambilan keputusan sering kali tidak jelas,
bertentangan, dan kurang adanya konsensus di antara para manajer.
2. Prosedur rasional tidak selalu digunakan
3. Pencarian untuk alternatif terbatas karena manusia, informasi
dan keterbatasan sumber daya.
4. Sebagian besar manajer akhirnya melakukan pemuasan daripada
mencari solusi yang paling baik
3.Model Politik
Model poltik ini
sangat berguna dalam pengambilan keputusan yang tidak terprogram ketika
situasi-situasinya tidak jelas, informasinya terbatas, dan adanya konflik
antara manajer tentang tujuan yang akan dicapai atau tindakan apa yang akan
dilakukan.model politik dimulai dengan empat asumsi dasar, yaitu :
1. Organisasi terdiri dari beragam kepentingan
2. Informasi ambigu dan tidak lengkap
3. Manajer tidak memiliki sumber daya untuk mengidentifikasi semua
dimensi masalah
4. Manajer terlibat dalam mendorong dan menarik perdebatan untuk
menentukan tujuan dan alternatif
C) PRISIP DAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pembuatan keputusan mengenal berbagai prinsip dasar sehingga baik
dalam tahapan perumusan maupun implementasinya pembuatan keputusan tersebut
memenuhi syarat sebagai alat manajemen yang dapat memberikan panduan bagi
anggota dalam bertindak dan berprilaku. Adapun Prinsip-Prinsip tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Keputusan pada dasarnya ditujukan untuk memecahkan masalah, karena itu setiap alternatif solusi hendaknya tepat untuk masalah yang dituju.
2. Setiap keputusan hendaknya merupakan alternatif terbaik dengan resiko yang amat minial.
3. Keputusan hendaknya sudah mempertimbangkan lingkup dan resiko secara sistematik dan sistemik.
4. Keputusan hendaknya tidak berada diluar zona of acceptance manusia.
5. Keputusan yang efektif adalah keputusan yang dapat dilaksanakan.
6. Keputusan hendaknya memecahkan masalah yang generik bukan masalah yang oprasional teknis.
7. Pembuatan Keputusan terdiri dari tahap perumusan keputusan dan implementasi keputusan.
8. Pembuatan keputusan hendaknya menghasilkan suatu hasil yang dapat diukur.
9. keputusan tidak selalu harus dimulai dari data, tapi dari judgement.
1. Keputusan pada dasarnya ditujukan untuk memecahkan masalah, karena itu setiap alternatif solusi hendaknya tepat untuk masalah yang dituju.
2. Setiap keputusan hendaknya merupakan alternatif terbaik dengan resiko yang amat minial.
3. Keputusan hendaknya sudah mempertimbangkan lingkup dan resiko secara sistematik dan sistemik.
4. Keputusan hendaknya tidak berada diluar zona of acceptance manusia.
5. Keputusan yang efektif adalah keputusan yang dapat dilaksanakan.
6. Keputusan hendaknya memecahkan masalah yang generik bukan masalah yang oprasional teknis.
7. Pembuatan Keputusan terdiri dari tahap perumusan keputusan dan implementasi keputusan.
8. Pembuatan keputusan hendaknya menghasilkan suatu hasil yang dapat diukur.
9. keputusan tidak selalu harus dimulai dari data, tapi dari judgement.
Keseluruhan prinsip di atas dapat
dijadikan dasar dalam setiap pembuatan keputusan. Dengan menerapkan prinsip
tersebut pembuat keputusan dapat terhindar dari berbagai kesalahan dalam
menggunakan pembuatan keputusan. Ini mengandung arti bahwa kekacauan manajemen
yang acap kali disebabkan oleh pembuatan keputusan yang tidak didasarkan kepada
prinsip yang tepat dapat dihindari. Proses pembuatan keputusan terdiri dari dua
tahapan yaitu: tahapan perumusan keputusan dan tahapan implementasi keputusan.
Setiap
tahapan terdiri dari berbagai langkah atau kegiatan yang secara sistematik dan
runtun perlu diikuti oleh setiap pembuat keputusan. Keseluruhan rincian tahapan
dan kegiatan pembuatan keputusan tersebut tercantum di bawah ini.
A. Perumusan Keputusan
1. Identifikasi masalah
Keputusan diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah. Langkah pertama yang harus dilakukan oleh pembuat keputusan adalah masalah-masalah apa saja yang harus diputuskan. Menurut Peter Drucker, seorang eksekutif yang efektif tidak membuat keputusan untuk setiap masalah. Masalah yang harus mendapat perhatian adalah masalah-masalah mendasar yang mempunyai dampak luas dan menyeluruh bagi anggota dan bagi organisasi. Masalah-masalah ini disebut dengan “generic problems”. Masalah biasa tidak perlu diputuskan oleh eksekutif, tapi cukup oleh pimpinan tingkat yang lebih rendah berdasarkan aturan organisasi yang berlaku. Identifikasi masalah generik ini tidak perlu ditunjang oleh data yang lengkap, sebab bila data yang lengkap harus terkumpul dahulu, maka tidak akan ada suatu keputusan. Keputusan dapat dimulai dari judgment rasional dari seorang pemimpin.
1. Identifikasi masalah
Keputusan diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah. Langkah pertama yang harus dilakukan oleh pembuat keputusan adalah masalah-masalah apa saja yang harus diputuskan. Menurut Peter Drucker, seorang eksekutif yang efektif tidak membuat keputusan untuk setiap masalah. Masalah yang harus mendapat perhatian adalah masalah-masalah mendasar yang mempunyai dampak luas dan menyeluruh bagi anggota dan bagi organisasi. Masalah-masalah ini disebut dengan “generic problems”. Masalah biasa tidak perlu diputuskan oleh eksekutif, tapi cukup oleh pimpinan tingkat yang lebih rendah berdasarkan aturan organisasi yang berlaku. Identifikasi masalah generik ini tidak perlu ditunjang oleh data yang lengkap, sebab bila data yang lengkap harus terkumpul dahulu, maka tidak akan ada suatu keputusan. Keputusan dapat dimulai dari judgment rasional dari seorang pemimpin.
2. Perumusan
tujuan
Tujuan apakah yang harus dicapai melalui pemecahan suatu masalah? Asumsi dasar untuk setiap keputusan adalah bahwa suatu keputusan dibuat oleh seorang pemimpin untuk mencapai tujuan tertentu. Ini berarti tidak hanya masalah yang dipecahkan saja yang perlu jelas, tapi juga tujuan yang akan dicapainya harus labih jelas lagi. Kejelasan tujuan ini diperlukan sebagai pedoman untuk menentukan pilihan-pilihan keputusan yang paling tepat untuk suatu masalah. Keberhasilan suatu keputusan ditentukan oleh “apakah tujuan yang sudah ditetapkan itu akhirnya dapat dicapai atau tidak”. Tujuan untuk masalah-masalah yang generik harus dirumuskan secara umum dan mendasar, yang kemudian diterjemahkan kedalam tujuan-tijuan yang lebih operasional yang disebut dengan objektif. Setiap objektif perlu pula dijabarkan kedalam target-target baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Suatu “decision tree” perlu dikembangkan sehingga jangkauan dampak dan lingkup suatu keputusan dapat diketahui dengan jelas.
Tujuan apakah yang harus dicapai melalui pemecahan suatu masalah? Asumsi dasar untuk setiap keputusan adalah bahwa suatu keputusan dibuat oleh seorang pemimpin untuk mencapai tujuan tertentu. Ini berarti tidak hanya masalah yang dipecahkan saja yang perlu jelas, tapi juga tujuan yang akan dicapainya harus labih jelas lagi. Kejelasan tujuan ini diperlukan sebagai pedoman untuk menentukan pilihan-pilihan keputusan yang paling tepat untuk suatu masalah. Keberhasilan suatu keputusan ditentukan oleh “apakah tujuan yang sudah ditetapkan itu akhirnya dapat dicapai atau tidak”. Tujuan untuk masalah-masalah yang generik harus dirumuskan secara umum dan mendasar, yang kemudian diterjemahkan kedalam tujuan-tijuan yang lebih operasional yang disebut dengan objektif. Setiap objektif perlu pula dijabarkan kedalam target-target baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Suatu “decision tree” perlu dikembangkan sehingga jangkauan dampak dan lingkup suatu keputusan dapat diketahui dengan jelas.
3.
Identifikasi Alternatif Solusi
Alternatif solusi atau pemecahan untuk suatu masalah sangat penting karena setiap masalah tidak mungkin dipecahkan hanya oleh suatu cara pemecahan saja. Alternatif-alternatif ini diperlukan untuk sampai kepada pilihan keputusan yang tepat dengan resiko yang sangat minimal. Identifikasi alternatif solusi ini ditentukan oleh: latar belakang pendidikan, pengalaman hidup, tingkat kecerdasan, kemampuan antisipatif, kemampuan berfikir kedepan, imaginasi, cita-cita, kreativitas, dan kemampuan untuk melihat secara jeli setiap resiko dan dampak serta peluang yang mungkin diciptakan oleh suatu alternatif keputusan tertentu.
Alternatif solusi atau pemecahan untuk suatu masalah sangat penting karena setiap masalah tidak mungkin dipecahkan hanya oleh suatu cara pemecahan saja. Alternatif-alternatif ini diperlukan untuk sampai kepada pilihan keputusan yang tepat dengan resiko yang sangat minimal. Identifikasi alternatif solusi ini ditentukan oleh: latar belakang pendidikan, pengalaman hidup, tingkat kecerdasan, kemampuan antisipatif, kemampuan berfikir kedepan, imaginasi, cita-cita, kreativitas, dan kemampuan untuk melihat secara jeli setiap resiko dan dampak serta peluang yang mungkin diciptakan oleh suatu alternatif keputusan tertentu.
4. Penentuan
Kriteria Pemilihan Alternatif Solusi
Kriteria suatu alternatif pemecahan sangat sulit dikembangkan secara pasti, karena sangat bergantung kepada kondisi dan visi pembuat dan pelaksana keputusan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Namun demikian kriteria umum dapat diungkap seperti dibawah ini:
a. Alternatif solusi itu harus tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
b. Altertnatif solusi itu harus jelas dampak, resiko dan peluang yang mungkin diciptakan
c. Alternatif solusi itu harus feasible untuk dilaksanakan
d. Alternatif solusi itu harus tidak bertentangan dengan nilai, etika, moral yang dipegang oleh anggota organisasi dan oleh organisasi.
e. Alternatif solusi itu harus membawa perubahan bagi organisasi menuju yang lebih baik dari keadaan sekarang.
Secara operasional akhirnya kriteria ini sangat ditentukan oleh pembuat keputusan. Alternatif solusi yang dipilih mungkin mempunyai resiko tinggi dan sulit dilaksanakan, tapi dapat membawa perubahan yang diinginkan. Dalam manajemen acapkali ditemukan suatu alternatif solusi yang sangat mahal yang harus diambil untuk suatu hasil yang mempunyai nilai sangat tinggi.
Kriteria suatu alternatif pemecahan sangat sulit dikembangkan secara pasti, karena sangat bergantung kepada kondisi dan visi pembuat dan pelaksana keputusan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Namun demikian kriteria umum dapat diungkap seperti dibawah ini:
a. Alternatif solusi itu harus tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
b. Altertnatif solusi itu harus jelas dampak, resiko dan peluang yang mungkin diciptakan
c. Alternatif solusi itu harus feasible untuk dilaksanakan
d. Alternatif solusi itu harus tidak bertentangan dengan nilai, etika, moral yang dipegang oleh anggota organisasi dan oleh organisasi.
e. Alternatif solusi itu harus membawa perubahan bagi organisasi menuju yang lebih baik dari keadaan sekarang.
Secara operasional akhirnya kriteria ini sangat ditentukan oleh pembuat keputusan. Alternatif solusi yang dipilih mungkin mempunyai resiko tinggi dan sulit dilaksanakan, tapi dapat membawa perubahan yang diinginkan. Dalam manajemen acapkali ditemukan suatu alternatif solusi yang sangat mahal yang harus diambil untuk suatu hasil yang mempunyai nilai sangat tinggi.
5.
Penentuan Pilihan Alternatif Solusi (Keputusan)
Penentuan pilihan solusi atau keputusan ini dalam tahapan pembuatan keputusan merupakan tahapan yang sangat kritis dan sangat menentukan. Pembuat keputusan atas dasar semua pilihan yang tersedia, dengan berbagai resiko, dampak dan peluang akhirnya harus sampai pada suatu titik pilihan keputusan. Pilihan ini harus diambil dengan kecermatan, kejelian, keberanian, tanggung jawab, dan komitmen yang besar. Tanpa sikap-sikap seperti itu suatu keputusan tidak akan mempunyai makna apa-apa. Sikap seperti inilah yang menciptakan berbagai dinamika dan perubahan dalam suatu organisasi.
Penentuan pilihan solusi atau keputusan ini dalam tahapan pembuatan keputusan merupakan tahapan yang sangat kritis dan sangat menentukan. Pembuat keputusan atas dasar semua pilihan yang tersedia, dengan berbagai resiko, dampak dan peluang akhirnya harus sampai pada suatu titik pilihan keputusan. Pilihan ini harus diambil dengan kecermatan, kejelian, keberanian, tanggung jawab, dan komitmen yang besar. Tanpa sikap-sikap seperti itu suatu keputusan tidak akan mempunyai makna apa-apa. Sikap seperti inilah yang menciptakan berbagai dinamika dan perubahan dalam suatu organisasi.
B.
Implentasi Keputusan
1. Legalisasi Keputusan
Langkah ini diperlukan dalam suatu proses pembuatan keputusan sebagai suatu cara untuk memperoleh keabsahan dan komitmen serta dasar hokum dari suatu keputusan sehingga seluruh anggota, unsur-unsur pimpinan dan seluruh jajaran organisasi terikat untuk melaksanakan keputusan itu. Legalisasi ini diwujudkan berdasarkan ketentuan yang diberlakukan dalam suatu organisasi.
2.
Plan of actions
Atas dasar keputusan formal organisasi yang secara hukum memperoleh kekuatan, maka rancangan oprasional atau plan of action dapat disusun. Plan of action mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Objective dan sasaran operasional
b. Penentuan tugas dan tanggung jawab bagi setiap, personel yang terlibat
c. Mekanisme organisasi dalam melaksanakan keputusan termasuk mekanisme pengawasan
d. Penentuan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk setiap kegiatan, termasuk sumber dana
e. Time-line dari langkah awal hingga langkah review dan evaluasi
3. Sosialisasi dan Komunikasi
Atas dasar keputusan formal organisasi yang secara hukum memperoleh kekuatan, maka rancangan oprasional atau plan of action dapat disusun. Plan of action mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Objective dan sasaran operasional
b. Penentuan tugas dan tanggung jawab bagi setiap, personel yang terlibat
c. Mekanisme organisasi dalam melaksanakan keputusan termasuk mekanisme pengawasan
d. Penentuan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk setiap kegiatan, termasuk sumber dana
e. Time-line dari langkah awal hingga langkah review dan evaluasi
3. Sosialisasi dan Komunikasi
Langkah
ini dipandang strategis untuk memasyarakatkan keputusan agar setiap orang
memahami dalam rangka memenangkan dukungan untuk upaya yang mengandung
pembaharuan. Tujuan yang perlu dicapai adalah support atau dukungan dari
segenap anggota atau masyarakat organisasi terhadap upaya yang akan
dilaksanakan. Sosialisasi dan komunikasi ini harus dirancang secara sistematik
untuk menciptakan kondisi dan suasana yang favourable. Kritikan dan resistansi
harus diantisipasi dan langkah-langkah penanggulangannya sudah harus disiapkan.
Keseluruhan jalur komunikasi organisasi dan media teknologi yang diperlukan
harus dimobilisir sedemikian rupa sehingga suasana yang favourable itu dapat
diciptakan. Winning the support dari masyarakat begitu penting untuk ikut
mendorong terwujudnya hasil yang diharapkan.
4. Action
Tahapan ini merupakan titik tumpu untuk keberhasilan tahapan implementasi keputusan. Tahapan action ini merupakan ”putting thing into practice”. Keseluruhan persiapan termasuk mekanisme organisasi yang telah disusun dicoba untuk bekerja melaksanakan keputusan yang telah diambil. Koordinasi, Komunikasi, dan kerja sama adalah kunci dari kelancaran proses implementasi ini Dalam pelaksanaan action ini ada beberapa hal yang kritis yaitu: organisasi, personnel, dan dana dalam suatu interaksi manajemen. Unsur kemampuan pimpinan untuk menggerakan rancangan adalah sangat penting. Pada awal action tentu akan ditemui berbagai kesulitan, pada langkah awal inilah diperlukan kesiapan seluruh aparat eksekutif untuk selalu siaga dalam menangani berbagai kesulitan yang muncul.
Tahapan ini merupakan titik tumpu untuk keberhasilan tahapan implementasi keputusan. Tahapan action ini merupakan ”putting thing into practice”. Keseluruhan persiapan termasuk mekanisme organisasi yang telah disusun dicoba untuk bekerja melaksanakan keputusan yang telah diambil. Koordinasi, Komunikasi, dan kerja sama adalah kunci dari kelancaran proses implementasi ini Dalam pelaksanaan action ini ada beberapa hal yang kritis yaitu: organisasi, personnel, dan dana dalam suatu interaksi manajemen. Unsur kemampuan pimpinan untuk menggerakan rancangan adalah sangat penting. Pada awal action tentu akan ditemui berbagai kesulitan, pada langkah awal inilah diperlukan kesiapan seluruh aparat eksekutif untuk selalu siaga dalam menangani berbagai kesulitan yang muncul.
5. Pengawasan
Pengawasan adalah salah satu unsur yang dapat dimanfaatkan untuk membantu kelancaran implementasi. Pengawasan ini mencakup pemantauan atau monitoring, evaluasi dan intervensi untuk meluruskan apa yang ditemui tidak sesuai dengan ketentuan dan aturan yang telah ditentukan. Pengawasan ini dapat dilakukan oleh aparat yang ditunjuk untuk itu, atau langsung oleh unsur pimpinan kepada bawahannya.
Pengawasan adalah salah satu unsur yang dapat dimanfaatkan untuk membantu kelancaran implementasi. Pengawasan ini mencakup pemantauan atau monitoring, evaluasi dan intervensi untuk meluruskan apa yang ditemui tidak sesuai dengan ketentuan dan aturan yang telah ditentukan. Pengawasan ini dapat dilakukan oleh aparat yang ditunjuk untuk itu, atau langsung oleh unsur pimpinan kepada bawahannya.
6. Review dan evaluasi
Review adalah kaji ulang setiap langkah dan tahapan yang telah dilaksanakan sedangkan evaluasi adalah proses penilaian untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas manajemen dalam rangka melaksanakan keputusan. Kegiatan ini tidak harus menunggu hingga keseluruhan langkah implementasi selesai, tapi dapat dilaksanakan secara terjadwal dan kontinue dalam rintangan waktu yang telah ditentukan. Dengan sistem review dan evaluasi seperti ini keseluruhan gambaran proses implementasi dapat di ketahui tingkat kemajuannya, kesulitannya dan hambatannya, karena itu langkah-langkah teknis untuk mengatasi semua persoalan dapat disusun secara sistemik dan sistematik.
Review adalah kaji ulang setiap langkah dan tahapan yang telah dilaksanakan sedangkan evaluasi adalah proses penilaian untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas manajemen dalam rangka melaksanakan keputusan. Kegiatan ini tidak harus menunggu hingga keseluruhan langkah implementasi selesai, tapi dapat dilaksanakan secara terjadwal dan kontinue dalam rintangan waktu yang telah ditentukan. Dengan sistem review dan evaluasi seperti ini keseluruhan gambaran proses implementasi dapat di ketahui tingkat kemajuannya, kesulitannya dan hambatannya, karena itu langkah-langkah teknis untuk mengatasi semua persoalan dapat disusun secara sistemik dan sistematik.
D) TIPE KEPUTUSAN
MANAJEMENT
Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah
tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.Keputusan
dibagi dalam 3 tipe :
1.
Keputusan terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg
berulang2 dan rutin, sehingga dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan
dilakukan terutama pd manjemen tkt bawah. Co:/ keputusan pemesanan barang,
keputusan penagihan piutang,dll.
2.
Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur :
keputusan yg sebagian dpt diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan
sebagian tdk terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan
membutuhkan perhitungan2 serta analisis yg terperinci. Co:/ Keputusan membeli
sistem komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.
3.
Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan
yg tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini
terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan
tdk terstruktur tdk mudah untuk didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya
berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yg sangat
penting didalam pengambilan keputusan tdk terstruktur. Keputusan untuk
bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh keputusan tdk terstruktur yg
jarang terjadi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hasil
dari aktivitas pemecahan masalah adalah solusi. Memikirkan masalah sebagai
sesuatu hal yang selalu buruk adalah suatu hal yang mudah untuk dilakukan,.
Tahapan-tahapan
pemecahan masalah:
1. Aktivitas
Intelijen, mencari kondisi-kondisi yang membutuhkan solusi di dalam lingkungan.
2. Aktivitas
perancangan, menemukan, mengembangkan dan menganalisis kemungkinan-kemungkinan
tindakan.
3. Aktivitas
pemilihan, memilih satu tindakan tertentu dari berbagai tindakan yang tersedia.
Keputusan
adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari latar belakang masalah,
identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi..
Tahapan-tahapan
pengambilan keputusan
1. Mengidentifikasi
masalah tersebut secara jelas dan gamblang, atau mudah untuk dimengerti.
2. Membuat
daftar masalah yang akan dimunculkan, dan menyusunnya secara prioritas dengan
maksud agar adanya sistematika yang lebih terarah dan terkendali.
3. Melakukan
identifikasi dari setiap masalah tersebut dengan tujuan untuk lebih memberikan
gambaran secara lebih tajam dan terarah secara lebih spesifik.
4. Memetakan
setiap masalah tersebut berdasarkan kelompoknya masing-masing yang kemudian
selanjutnya dibarengi dengan menggunakan model dan alat uji yang akan dipakai.
5. Memastikan
kembali bahwa alat uji yang dipergunakan tersebut telah sesuai dengan
prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku pada umunya.
Bentuk
– Bentuk Pengambilan Keputusan:
1. Keputusan
Terprogram
2. Keputusan
Yang Tidak Terprogram
Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
·
Mulyono.2011. Teori
Pengambilan Keputusan, http:// Mulyono. Blogspot.com, diaksek 10 Desember 2012
·
Anneahira.2011.
Pengambilan Keputusan. Hhtp://Anneahira.Blogspot.com, diakses 10 Desember 2012
·
http://astaqauliyah.com/2005/04/teori-teori-pengambilan-keputusan/
·
http://icecube.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/07/13/pengambilan-keputusan/
·
Covey, Stephen R.
(1991). The 7 Habbits of Highly Effective People New York: A Fireside Book.
Duke, Daniel L., and Canady, Robert L. (1991). School Policy. New York: McGraw
Hill, Inc.
·
Hargreaves, Andy., and
Reynolds, David. (1989). Educational Politicies: Controversies and Qritiques.
Wiltshere: The Falmer Press.
·
Hough, J.R. (1984).
Educational Policy. New York: st. Martin’s Press.
George dan Raymond. 2008. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN. Jakarta: Salemba Empat.
George dan Raymond. 2008. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN. Jakarta: Salemba Empat.
·
George dan Leslie.
1992. DASAR-DASAR MANAJEMEN. Jakarta:
PT Bumi Aksara
·
Kami, Michael J.
(1988). Trigger Points. Singapore: McGraw Hill International Editions.
·
Kanter, Rosabeth M.
(1989). When Giants Learn to Dance. New York: A Touchstone Book. Putman, Linda
L., and Pacanowsky, Michael E. (1983). Communication and Organization. Beverly
Hills: Sage Publication, Inc.
Water, Dan. (1991). 21st Century Management. Singapore: Prentice Hall.
Water, Dan. (1991). 21st Century Management. Singapore: Prentice Hall.